Sistem Pengapian Elektronik: Jenis, Komponen & Cara Kerja

Sistem Pengapian Elektronik – Ada tiga hal yang harus ada pada sebuah mesin agar bisa hidup. Ketiga hal tersebut yaitu udara, bahan bakar serta percikan bunga api. Untuk udara dan bahan bakar tentu tanpa kita jelaskan pun semestinya semua orang sudah tahu bahwa kedua hal tersebut memang telah disiapkan.

Yang jadi pertanyaan di benak para pengguna motor atau mobil yaitu dari mana asal percikan api tersebut? Untuk jawaban cepatnya, dalam sebuah mesin tentu ada yang namanya sistem pengapian, nah dari situlah percikan api itu dihasilkan.

Di mana sistem pengapian sendiri merupakan sebuah rangkaian sistematis berfungsi untuk memproduksi atau menghasilkan percikan bunga api lewat komponen bernama busi. Jika menjumpai pengapian ada tapi motor susah hidup maka dipastikan sistem tidak berjalan semestinya. Bisa jadi karena percikan mesin kurang maka menyebabkan tegangan yang dihasilkan coil terlalu rendah.

Jika dilihat dari cara kerja sistem pengapian, sampai dengan saat ini ada setidaknya dua macam, yaitu sistem pengapian konvensional dengan sistem kerja secara mekanis memanfaatkan kontak platina. Dan sistem pengapian elektronik yang akan bekerja dengan sistem elektronik menggunakan transistor.

Apa Itu Sistem Pengapian Elektronik?

Sistem pengapian elektronik merupakan sebuah rangkaian pengapian mesin yang menggunakan transistor guna memutus arus ignition coil. Nah, keunggulan penggunaan transistor ini adalah mampu membuat efisiensi tegangan listrik menjadi lebih terjaga.

Di dalam sistem pengapian transistor tidak ada lagi percikan api, di mana sebelumnya timbul pada celah platina. Di samping itu, skema pengapian ini juga tidak memerlukan penyetelan celah. Hal ini dikarenakan pada waktu pemutusan, arus coil juga sudah diatur secara otomatis oleh transistor.

Penting diketahui juga bahwa sistem pengapian ini masih membutuhkan komponen distributor sebagai pembagi arus dari coil. Salah satu penyebab pengapian kecil bisa jadi karena coil sudah lemah ataupun mengalami kerusakan. Lalu untuk sistem pengapian yang tidak memiliki distributor, sistem ini dikenal dengan DLI atau Distributor Less Ignition.

Fungsi Sistem Pengapian Elektronik

Pada dasarnya sistem pengapian elektronik memang mampu mengubah listrik tegangan tinggi kemudian menyalurkannya ke komponen busi. Nantinya tegangan akan membuat percikan sehingga kendaraan menyala. Kemudian untuk fungsi sistem pengapian elektronik akan kami jelaskan sebagai berikut.

Membuat Spark

Pertama fungsi sistem pengapian elektronik adalah untuk membuat spark ataupun percikan api. Nantinya percikan akan membakar campuran antara udara serta bahan bakar kemudian menciptakan kompresi. Berikutnya kompresi akan menghasilkan tenaga putar mesin.

Mengatur Timing Pengapian

Fungsi sistem pengapian elektronik berikutnya adalah mengatur waktu yang sesuai agar kompresi dapat masuk ke silinder secara akurat. Pada dasarnya timing akan diatur saat titik sebelum piston mencapai puncak langkah kompresi. Dalam satu siklus kerja mesin tentu sistem pengapian akan terjadi sekali sebelum akhir langkah kompresi.

Membagi Spark ke Silinder

Terakhir fungsinya adalah sebagai pengatur pembagian spark/ percikan ke tiap silinder pada mesin. Tiap kendaraan akan memiliki jumlah silinder berbeda, nantinya sistem akan mengatur pembagian percikan secara merata. Semua dilakukan sebelum piston mencapai titik mati atas.

Jenis Sistem Pengapian Elektronik

Penjelasan Sistem Pengapian Elektronik

Dan perlu juga untuk diketahui, bahwasanya pada sistem pengapian elektronik pun masih terbagi menjadi beberapa jenis serta tipe. Di mana hal tersebut dibedakan dari cara kerja dan juga komponennya. Apa saja kiranya tipe atau jenis sistem pengapian ini, berikut informasi selengkapnya.

1. Tipe Transistor

Sistem Pengapian Tipe Transistor

Pada jenis ini, seluruh sistem kerjanya akan memanfaatkan transistor sebagai saklar elektronik untuk memutus dan menghubungkan arus listrik di dalam kumparan primer coil dengan tujuan untuk menghasilkan induksi elektromagnetik.

Jika di gambarkan, sebenarnya sistem pengapian ini hampir sama seperti CDI, hanya saja dibedakan pada bagian pengapian nya saja. Dimana sebelumnya menggunakan kontak platina, pada sistem pengapian elektronik ini diganti menggunakan transistor.

Pada tipe ini, pun masih ada dua tipe yaitu semi transistor dan full transistor. Pada semi transistor, masih ada komponen mekanis berupa kontak platina yang bertujuan hanya untuk memutus triger terhubung ke bagian kaki transistor.

Sedangkan pada jenis full transistor, pengapian pada mesin akan terjadi secara elektronik tanpa adanya komponen mekanis berupa kontak platinanya. Melainkan sudah diganti dengan menggunakan transistor. Di mana untuk pemutusan tersebut memanfaatkan kaki basis menggunakan igniter.

2. Tipe Komputer Distributor Less Ignition (DLI)

Sistem Pengapian Tipe DLI

Semakin majunya teknologi sekarang ini, ada juga jenis atau tipe sistem pengapian elektronik yang semua sistemnya telah diatur oleh komputer. Di mana untuk proses pemutusan dan penyambungan arus listrik untuk menghasilkan induksi elektromagnetik sudah menggunakan pengaturan lewat komputer.

Sesuai dengan namanya yaitu Distributor Less Ignition, tentu saja pada sistem pengapian ini kita tidak akan lagi menemukan adanya distributor. Untuk jenis pengapian ini biasanya banyak digunakan pada mobil canggih keluaran baru belakangan ini

3. Tipe Capasitor Discharge Ignition (CDI)

Sistem Pengapian Tipe CDI

Sesuai dengan namanya yaitu Capasitor Discharge Igniton, maka pada sistem pengapian elektronik ini memanfaatkan penyimpanan arus listrik bertegangan tinggi untuk kemudian digunakan membuat induksi pada ignition coil.

Untuk tempat penyimpanan arus listrik bertegangan tinggi tersebut pada sistem ini menggunakan komponen bernama capasitor. Dan pada umumnya sistem pengapian ini juga dibedakan menjadi dua macam yaitu CDI AC dan CDI DC.

Cara Kerja Sistem Pengapian Elektronik

Cara Kerja

Dari ketiga jenis sistem pengapian elektronik di atas, semuanya memiliki cara kerja berbeda untuk tiap-tiap tipenya. Bagi kalian yang ingin mengetahui lebih tentang cara kerja dari tiap-tiap sistem pengapian tersebut berikut kami jelaskan secara rinci.

1. Cara Kerja Sistem Pengapian CDI

Dibedakan menjadi dua macam yaitu CDI AC dan CDI DC, sebenarnya kedua jenis tersebut memiliki cara kerja serupa. Yaitu memanfaatkan arus tersimpan pada capasitor. Di mana ketika pick up coil mendapatkan sinyal maka secara otomatis SCR akan mendapatkan triger yang membuat arus tersimpan di capasitor mengalir ke ignition coil.

Adanya trigger tersebut tentu akan menyebabkan timbulnya induksi kemagnetan di kumparan primer coil. Dan adanya induksi kemagnetan tersebut membuat membuat induksi baru di kumparan sekunder coil yang menyebabkan tegangan naik menjadi 7 kali lipat.

2. Cara Kerja Sistem Pengapian DLI

Sementara untuk cara kerja sistem pengapian elektronik tipe DLI yang merupakan sistem pengapian komputer. Maka proses pemutusan arus primer coil menggunakan ECU atau Electronic Control Unit.

Di mana ketika ECU mendapatkan sinyal dari sensor ECU maka akan langsung diolah untuk menghasilkan induksi elektromagnet kemudian diteruskan ke busi.

3. Cara Kerja Sistem Pengapian Transistor

Saat igniter tidak mendapatkan sinyal, maka arus primer coil akan mengalir ke massa. Sehingga terjadi induksi kemagnetan pada kumparan primer coil. Sementara ketika igniter mendapatkan sinyal, maka akan langsung di olah untuk memutus trigger pada basis transistor.

Dengan kata lain, ketika kaki basis mendapatkan arus, maka akan langsung terjadi pemutusan arus di coil primer. Dengan begitu akan terjadi induksi elektromagnet di kumparan sekunder yang akan membuat percikan api lewat busi motor atau busi mobil.

Komponen Sistem Pengapian Elektronik

Komponen

Dan pada sistem pengapian elektronik terdapat beberapa komponen saling berhubungan. Apa saja kiranya komponen-komponen tersebut? berikut dapat kalian pelajari secara lengkap dan mudah.

1. Baterai

Baik mobil ataupun motor tentu ada namanya baterai, hanya saja mungkin akan lebih di kenal dengan sebutan aki atau accu. Fungsinya tentu sebagai penyedia arus listrik untuk sistem kelistrikan mobil dan juga termasuk sistem pengapian ini.

2. Kunci Kontak

Namanya sistem elektronik atau sistem kelistrikan tentu akan membutuhkan saklar guna memutus dan menghubungkan arus atau tegangan dibutuhkan oleh sistem. Dan di sistem pengapian pun ada saklar atau kunci kontak yang fungsinya sebagai pemutus dan penghubung arus dari baterai ke coil.

3. Ignition Coil

Kemudian komponen ketiga adalah Ignition Coil. Komponen ini digunakan untuk menaikkan tegangan baterai dari 12 volt menjadi 20 KV secara cepat dan singkat. Di mana komponen ini bekerja menggunakan sistem induksi elektromagnet yang bisa dikatakan hampir sama seperti trafo step up.

4. Transistor Unit

Komponen ini merupakan komponen penting keberadaannya pada sistem pengapian elektronik. Pasalnya seluruh pemutusan arus akan langsung di kerjakan menggunakan transistor. Di mana dalam hal ini trigger akan memanfaatkan kaki basis pada kaki transistor.

5. Pulse Igniter

Lalu ada juga Pulse Igniter yang merupakan komponen sistem pengapian elektronik yang diletakkan di dalam distributor. Fungsinya adalah untuk mendeteksi timing pengapian berupa sinyal PWM yang digunakan untuk memutuskan arus basis pada kaki transistor.

6. Distributor

Bukan hanya sistem pengapian konvensional saja yang menggunakan komponen distributor. Di sistem pengapian pun masih ada komponen distributor. Hal ini dikarenakan pengapian elektronik hanya memiliki perbedaan pada sistem atau mekanisme pemutusan arus primer coil.

7. Kabel Busi

Seperti namanya, kabel busi merupakan kabel khusus untuk menghantarkan arus bertegangan tinggi yang sebelumnya telah melewati proses induksi pada ignition coil. Dan pada umumnya kabel busi ini memiliki ukuran cukup besar yaitu sekitar berdiameter 1 cm.

8. Busi

Dan komponen sistem pengapian elektronik terakhir adalah busi atau spark plug. Komponen ini berfungsi untuk dapat mengubah arus listrik bertegangan tinggi mencari percikan api dengan memanfaatkan celah antar konduktor bermuatan positif dan negatif.

Kesimpulan

Itulah kiranya beberapa komponen sistem pengapian elektronik atau sistem pengapian transistor yang bisa kalian pelajari dengan seksama. Nah, mungkin hanya ini saja yang dapat otoflik.com sampaikan, semoga bisa bermanfaat dan menambah wawasan kalian.