20 Komponen CVT Motor Matic: Cara Kerja & Fungsinya

Komponen CVT Motor Matic – Tidak bisa dipungkiri, keberadaan motor matic saat ini memang menjadi pilihan bagi begitu banyak orang. Hal tersebut tentu bukan tanpa alasan, melainkan karena penggunaan motor matic bisa dibilang cukup mudah karena kita hanya diharuskan untuk mengontrol gas dan juga sistem pengereman.

Kalian tentu tahu bahwa motornya menggunakan sistem transmisi otomatis atau disebut dengan CVT (Continously Variable Transmission). Di mana secara fungsi, transmisi jenis ini sama seperti transmisi manual yaitu untuk meneruskan daya putar mesin ke roda belakang untuk bisa menggerakkan motor.

Sistem transmisi otomatis pada sebuah sepeda motor jenis matic memanfaatkan komponen V-Belt untuk meneruskan putaran mesin ke bagian roda belakang. Komponen tersebut terbuat dari bahan karet pilihan dengan kekuatan dan ketahanan yang cukup baik.

Selain komponen V-Belt tersebut, tentu saja masih ada cukup banyak komponen transmisi CVT Motor Matic di dalamnya. Pada dasarnya akan memiliki perbedaan dengan komponen transmisi manual dari segi cara kerja.

Kelebihan Sistem CVT pada Motor Matic

Penggunaan sistem transmisi otomatis atau CVT pada kendaraan roda dua jenis matic memang menawarkan banyak sekali kelebihan. Tidak heran apabila sampai dengan saat ini banyak sekali produsen otomotif dengan tipe motor jenis matic.

Kelebihan Sistem CVT pada Motor Matic

Ada cukup banyak kelebihan yang bisa kita dapatkan ketika menggunakan motor matic sebagai pilihannya. Salah satu di antaranya adalah cara mengendarai motor matic lebih mudah. Selain itu ada juga beberapa kelebihan lain yang akan bisa kita rasakan ketika kita memilih menggunakan motor dengan sistem transmisi otomatis atau CVT.

  1. Dengan menggunakan motor dengan sistem transmisi otomatis atau CVT, maka para pengguna akan dapat merasakan adanya perubahan kecepatan serta torsi mesin baik.
  2. Kemudian penggunaan transmisi CVT juga tidak akan membuat hentakkan pada pemindahan gigi sehingga pengalaman berkendara pun akan lebih menyenangkan.
  3. Lalu kalian juga tidak perlu repot memikirkan perpindahan gigi saat mengendarai motor matic.
  4. Proses terjadinya perubahan kecepatan akan berlangsung sangat halus dan lembut.
  5. Mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan over gigi terutama bagi para pengendara sepeda motor belum terampil.

Cara Kerja Transmisi CVT Motor Matic

Cara Kerja CVT Motor Matic

Jika dijelaskan secara umum, cara kerja atau prinsip kerja dari transmisi otomatis atau CVT pada sebuah sepeda motor yaitu tidak lagi menggunakan roda-roda gigi untuk bisa melakukan pengaturan rasio transmisi.

Melainkan dalam hal ini, cara kerjanya menggunakan atau mengandalkan sabuk terbuat dari material karet atau sering disebut dengan V-Belt serta mengandalkan pulley variable. Penggunaan kedua komponen tersebut nantinya akan memperoleh perbandingan gigi bervariasi sehingga naik turunnya gigi pada sistem transmisi ini begitu halus.

Komponen CVT Motor Matic

Jika dilihat dari konstruksinya, sistem transmisi otomatis atau CVT ini terdiri dari 2 buah pulley variable diposisikan dengan jarak tertentu. Di mana keduanya akan dihubungkan dengan V-Belt. Dan kedua pulley tersebut terdiri dari dua bagian berbentuk kerucut pada bagian belakangnya diletakan satu sama lainnya.

Konstruksi Nama Komponen CVT Motor Matic

Setelah kalian mengetahui konstruksi dan juga beberapa nama komponen utama dari transmisi CVT motor matic. Berikut secara lengkap fungsi dari masing-masing komponen tersebut.

1. Pulley Primer (Fixed Primary Sheeve)

Pulley Primer

Komponen transmisi CVT motor matic pertama adalah Pulley Primer atau juga sering disebut Fixed Primary Sheeve. Pada sistem transmisi otomatis, komponen ini tidak bergerak dan memiliki bentuk seperti piringan. Di mana fungsi utama dari Pulley Primer ini yaitu untuk menahan V-Belt dan juga untuk memperbesar perbandingan rasio.

2. Pulley Sekunder (Secondary Fixed Sheeve)

Pulley Sekunder

Berbeda dari pulley primer tidak bergerak, komponen pulley sekunder ini adalah komponen dapat perputar. Dan biasanya komponen ini terbuat dari bahan yang ringan dengan bagian permukaan halus agar dapat mempermudah belt untuk bergerak.

3. Sliding Primary Sheeve

Sliding Primary Sheeve

Jika Pulley Primer sebagai penahan V-Belt, maka fungsi komponen Sliding Primary Sheeve ini untuk menekan V-Belt ketika berada pada putaran tinggi karena komponen ini akan bekerja dengan cara bergerak ke kanan dan ke kiri.

4. Spacer

Spacer

Untuk menghasilkan pergeseran dinding puller bagian dalam bisa terjadi dengan cara halus dan mulus, maka pada komponen transmisi CVT motor matic ini disertakan komponen bernama Spacer yang akan menjadi poros dinding dalam pulley.

5. Poros Primer (Primary Shaft)

Selanjutnya komponen Poros Primer. Komponennya difungsikan untuk menghubungkan putaran crankshaft atau krug as dari mesin ke pulley primer. Dan komponen juga tersambung dengan crankshaft mesin secara tetap, sehingga RPM mesin akan berputar selaras dengan poros utama.

6. Roller (Weight Primary Sheave)

Roller

Komponen roller akan menjadi bantalan keseimbangan gaya berat berguna untuk menekan dinding dalam pulley primer ketika terjadi putaran tinggi. Semakin berat roller, maka roller akan semakin cepat bergerak mendorong movable drive face yang terdapat pada driver pulley sehingga akan dapat menekan belt ke posisi terkecil. Atau kalian juga dapat membaca penjelasan fungsi roller pada motor matic.

7. Slider

Selain itu ada komponen Slider. Di mana komponen CVT motor matic slider berfungsi untuk menahan gerakan dinding dalam agar bisa bergerak atau bergeser ke arah luar ketika terkena dorongan roller.

8. V-Belt

V Belt

V-Belt berfungsi untuk menghubungkan putaran dari Pulley Primer ke Pulley Sekunder. Dan sebagai informasi tambahan, ukuran diameter dari V-Belt sendiri tidak akan sama antara motor matic dari produsen A dan produsen motor B.

9. Secondary Sliding Sheave

Secondary Sliding Sheave

Komponen CVT motor matic selanjutnya adalah Seconday Sliding Sheeve. Fungsi utama dari komponen ini untuk mengatur besar kecilnya diameter pada pulley sekunder. Bentuk dari komponen ini yaitu tirus. Kenapa tirus ? tentu saja agar pergerakan komponen ini agar dapat mempengaruhi lebar kecilnya lilitan pada V-Belt.

10. Spring

Spring

Lalu ada juga yang namanya Spring atau Pegas. Seperti pada umumnya, fungsi dari pegas atau spring ini untuk dapat mengembalikan posisi pulley bergerak untuk bisa kembali ke posisi awal yaitu posisi di mana ada pada bagian terluar.

11. Poros Sekunder (Secondary Shaft)

Kemudian ada Seconday Shaft atau poros sekunder. Pada CVT motor matic, komponen ini berfungsi untuk meneruskan putaran dari puller sekunder ke power train. Adapun bentuk dari komponen yang satu ini yaitu kopling sentrifugal.

12. Clutch Carrier

Clutch Carrier

Komponen selanjutnya dari CVT motor matic adalah Clutch Carrier. Komponen ini berfungsi untuk menyalurkan putaran dari pulley sekunder ke bagian gigi reduksi.

13. Clutch Housing

Clutch Housing

Adanya komponen clutch carrier juga membuat setiap pabrikan motor matic terbaru saat ini mengharuskan menambahkan komponen clutch housing atau rumah kopling. Fungsi dari komponen ini tentu saja untuk meneruskan putaran V-Belt serta putaran dari kampas kopling yang selanjutnya akan di teruskan ke roda belakang sepeda motor.

14. Torsi Cam

Ketika menggunakan motor matic dengan sistem transmisi CVT  dan menemukan jalanan menanjak, otomatis motor membutuhkan torsi yang lebih agar beban di bagian roda belakang meningkat dan kecepatan atau RPM mesin menurun dan mengembalikan posisi V-Belt seperti semula yaitu seperti keadaan diam.

Dan pada saat itu, drive pulley akan membuka sehingga dudukan V-Belt akan membesar dan membuat kecepatan mesin turun. Pada saat itu, torsi cam akan langsung bekerja untuk menahan pergerakan drive pulley agar tidak akan langsung menutup untuk menjaga kecepatan tidak langsung turun.

15. Gigi Reduksi

Gigi Reduksi

Nah komponen transmisi otomatis atau CVT terakhir pada motor jenis matic adalah  Gigi Reduksi. Fungsi utama dari komponen ini yaitu untuk mengurangi kecepatan putaran yang diperoleh dari CVT agar dapat secara cepat melipatgandakan tenaga di mana nantinya akan dikirimkan ke poros roda.

Tips Merawat CVT Motor Matic

Transmisi CVT memiliki peran vital dalam fungsionalitas motor sehingga wajib diperhatikan perawatan dan kerusakannya. Ketika transmisinya tak segera diperbaiki dapat menimbulkan masalah baru seperti mesin berbunyi bahkan bisa sampai mogok di jalan.

Pertama kalian harus melakukan pergantian roller CVT ketika jarak berkendaranya sudah mencapai 20.000 sampai 24.000 km. Roller penting untuk mengatur putaran transmisi sehingga akan tetap stabil.

Selanjutnya silakan perhatikan gear ratio pada transmisi CVT. Ketika ada tanda bunyi dengung keras maka dipastikan gear ratio mulai aus. Keausan juga disebabkan karena jarang ganti oli sehingga gesekan antar komponen jadi berat.

Mengatasinya bisa dengan ganti oli rutin dan gear ratio jika sudah aus. Selanjutnya adalah komponen pulley di mana berguna sebagai wadah/ rumah roller. Ketika sering membawa beban terlalu berat bisa saja menyebabkan pulley aus.

Jadi hindari membawa beban yang terlampau berat karena nantinya hanya akan merusak mesin dan transmisi. Terakhir pastikan cek bagian van belt di mana berguna sebagai pengganti rantai dengan bahan karet.

Pastikan van belt masih bagus dan dapat berjalan optimal. Lakukan pergantian jika perlu dengan melihat kode v belt motor matic Yamaha atau merek lainnya agar tidak merusak transmisi.

Kesimpulan

Nah itulah kiranya beberapa informasi seputar komponen CVT motor matic yang kali ini dapat otoflik.com bagikan. Semoga apa yang sudah kami rangkum di atas dapat menjadi wacana yang menarik dan bisa menambah wawasan kalian semua.